Tak ada yang namanya asap jika tak ada api. Hal itulah yang sepertinya cocok untuk mendeskripsikan apa yang terjadi saat ini dengan Gianluigi Donnarumma. Sudah mematikan percik api yang sempat timbul sebelum musim dimulai, kini Donnarumma ibarat malah menyiram bensin ke sisa bara sekam yang masih tersisa. Calciomercato.com (12/12/2017) dalam beritanya mengabarkan bahwa Donnarumma melalui agennya Mino Raiola meminta agar kontrak perpanjangan sang pemain dibatalkan.
Kekonyolan macam apa lagi ini? Tidak salah memang ketika ada kontrak seorang pemain bisa dibatalkan, namun lumrahnya adalah ketika pemain tersebut diminati oleh sebuah klub yang ingin membelinya. Kasus Donnaruma berbeda, faktor tekanan psikologis yang dialami sang kiper berusia 18 tahun tersebut menjadi alasan utama sang pemain agar kontraknya dibatalkan, menurut laporan Football-italia.net (12/12/2017).
Wajar rasanya jika publik mengasumsikan bahwa alasan ini hanyalah sebuah alibi agar Donnarumma bisa bergabung ke klub yang lebih besar dan bermain di kompetisi yang lebih tinggi dibanding harus berseragam AC Milan yang saat ini sedang dirundung masalah. Walau mungkin benar adanya bahwa apa yang dialami sang pemain benar-benar terjadi.
Saat gawang Donnarumma dilempari uang oleh para penonton saat laga Italia | dailymail.co.uk
Namun andai Donnarumma tidak pernah menyulut kemarahan para pendukung AC Milan lewat tindakannya di bursa transfer musim panas lalu, hal ini mungkin tidak akan pernah terjadi. Dididik dan diorbitkan oleh klub sehistorik AC Milan, Donnarumma jelas punya hutang budi yang harus dilunasi. Menjadi sebuah kesempatan langka bagi seorang pemain yang kala itu belum genap berusia 17 tahun untuk bisa bermain di tim inti sebuah tim sebesar AC Milan.
Alih-alih memberikan loyalitasnya, Donnarumma dan sang agen malah berulah demi mendapat kepentingan yang lebih menguntungkan mereka. Beberapa tawaran dan minat dari klub-klub papan atas Eropa seperti PSG dan Real Madrid mulai menggoyahkan dedikasinya bagi klub yang telah membesarkan namanya. Tidak salah memang ketika seorang pesepakbola tergiur akan kesempatan dan materi yang lebih menguntungkan. Tapi tak elok rasanya jika pemain 'bau kencur' yang melakukan itu.
Kini tuntutan sang agen yang mengharapkan adanya release clause sebesar 70 juta Euro untuk kliennya jika Milan lolos ke babak kualifikasi Liga Champions sebaiknya diiyakan saja oleh para petinggi AC Milan. Diketahui bahwa Milan saat ini tidak menaruh nilai release clause sang pemain di kontraknya. Sehingga memungkinkan Milan lebih powerfull atas sang pemain untuk melabeli bandrolnya.
Paris Saint-Germain yang dilaporkan masih berminat untuk mendapatkan jasanya mungkin bisa memberikan penawaran harga yang bisa mendekati angka tersebut. Daripada jika seandainya Milan benar-benar membatalkan kontrak Donnarumma. Maka Milan tidak akan mendapatkan apa-apa mengingat statusnya akan menjadi bebas transfer di musim panas 2018 nanti. Apalagi dengan adanya rumor bahwa Manchester United pun tertarik untuk memboyong Donnarumma ke Old Trafford seperti yang dilansir Thesun.co.uk (12/12/2017), setidaknya bisa membuat Milan mempunyai pilihan yang lebih banyak.
Donnarumma belum layak untuk bisa dibandingkan untuk menjadi penerus sang legenda hidup Italia Gianluigi Buffon. Bersama Milan pun dirinya belum bisa memberikan kontribusi yang begitu berarti di bawah mistar gawang Rossoneri. Jumlah kebobolan Milan musim ini tak lebih baik dari Lazio maupun Fiorentina. Sehingga rasanya tidak akan menjadi sebuah kerugian bagi AC Milan untuk melepas Gigi di akhir musim ini.
Sumber : UC News