Jika publik Indonesia mengenal turnamen empat negara yang diselenggarakan di Aceh dengan nama Tsunami Cup atau Tsunami Aceh Cup, ternyata tidak demikian dengan AFF, induk organisasi sepakbola Asia Tenggara. Dalam situs resminya, AFF tidaklah menggunakan nama Tsunami Cup untuk menyebitkan gelaran ini. Mereka lebih tertarik menyebut nama turnamen tersebut dengan “Solidarity cup” atau "Aceh Solidarity Cup"
Dalam artikel yang membahas tentang keberhasilan Indonesia menaklukkan Brunei Darussalam di laga perdana, AFF sama sekali tidak menyebutkan Tsunami cup pada artikel mereka. Justru nama Aceh Solidarity Cup lebih mereka utamakan dalam pemberitaan tersebut. Secara pribadi, saya pun setuju dengan hal ini. Setidaknya, penyebutan Piala Solidaritas Aceh (Solicartity Aceh Cup) lebih “manusiawi” dan lebih pada suatu bentuk pembangunan psikologi masyarakat Aceh yang pernah dilanda bencanan Tsunami dahsyat pada tahun 2004 lalu.
Adapun penyebutan Tsunami Cup sendiri diputuskan oleh panitia penyelenggara dengan tujuan bahwa turnamen ini digelar memang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Aceh saat ini sudah pulih pasca bencana tsunami yang meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan masyarakat Serambi Mekkah tersebut. Sehingga, pihak penyiar pertandingan, dalam hal ini RCTI, turut pula menyebutkan jika turnamen ini bernama Tsnunami cup. Saya sendiri berasumsi jika penyebutan kata “tsunami” sedikit banyak akan kembali membuka luka lama para penduduk Aceh yang sebisa mungkin ingin melupakan trauma masa lalu mereka atas bencana tersebut. Jadi akan lebih bijak jika sejatinya kita menyebutkan turnamen ini sebagai turnamen solidaritas Aceh seperti apa yang disebutkan oleh AFF dalam beritanya.
Alasan lain tentu saja sesuai dengan surat yang dikirimkan kepada PSSI yang salah satunya adalah meminta FIFA agar tidak memasukkan pertandingan di turnamen ini sebagai pertandingan dengan kategori “A” yang berpotensi untuk menambah poin. PSSI menilai, pertandingan ini lebih bersifat ekshibisi dan sebagai salah satu bentuk solidaritas antar bangsa untuk membangun kembali citra Aceh dan Indonesia sebagai tempat yang aman pasca bencana Tsunami. (alasan lain mengapa PSSI meminta FIFA tidak mencantumkannya dalam laga kategori “A” karena usulan dari Kirgyztan juga. Mereka keberatan karena tim yang dikirimkan ke turnamen ini pun bukan timnas senior utama mereka. Tim yang berlaga di Piala Solidaritas Aceh ini merupakan timn U-23 Kirgyztan + 3 pemain senior, sehingga tidak ingin dimasukkan dalam jadwal FIFA).
Terlepas dari itu semua, sepertinya sebutan apa ya yang tepat untuk turnamen ini? Tsunami cup atau Aceh Solidarity Cup? Bagaimana menurut teman-teman pembaca?
Sumber:
http://www.aseanfootball.org/v2/2017/12/indonesia-pick-opening-win-solidarity-cup/
http://www.aseanfootball.org/v2/