Menengok Persipura, 'Si Diam-Diam Menghanyutkan' dari Liga 1


Ibarat pepatah lama; diam-diam menghanyutkan, yang artinya kurang lebih terlihat tenang, kalem dan tanpa banyak retorika tapi sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar. Itulah Persipura Jayapura.

Menyongsong bergulirnya Liga 1 musim 2018, Persipura tampak anteng-anteng saja. Nyaris tak ada pergerakan di bursa transfer musim ini. Padahal tim-tim lain mulai bergeliatan mempersiapkan diri.

Lihatlah, Sriwijaya FC, Bali United dan Persija Jakarta adalah 3 tim yang begitu gencar merekrut pemain baru. Sriwijaya FC setelah resmi menunjuk RD jadi pelatih langsung bergerak cepat. Sesuai kebiasaan RD yang doyan mengoleksi pemain bintang, Sriwijaya sukses mendaratkan beberapa pemain label bintang di Jakabaring.

Persija dan Bali United tidak ketinggalan. Seakan berlomba memperkuat diri menyongsong musim depan. Persija sejak diambil alih Gede Widiade kini kembali 'bertaring'. Persoalan finansial yang menjadi penyakit klasik selama ini hilang sudah. Finish di urutan 4 klasemen akhir Liga 1 2017 jadi bukti pembelian pemain yang bagus di era Teco.

Bali United jangan ditanya. Si Anak Baru yang tajir ini terus memburu dan mengumpulkan amunisi berkualitas, baik lokal maupun asing. Setelah melepas Comvalius, kini dikabarkan Serdadu Tridatu membidik Andik Vermansyah dan Ilija Spasojevic.

Bagaimana dengan Persipura? Tetap tenang!

Persipura finish di urutan ke 6 klasemen akhir Liga 1. Persipura adalah tim tersukses di Indonesia dengan koleksi 4 tropi kasta tertinggi tanah air. Ada di urutan 6 klasemen akhir jelas bukan sesuatu yang bagus. Namun harus diingat, Persipura mengarungi Liga 1 dengan berbagai masalah.

Pertama, kehilangan sponsor. Menjelang kick off, PT Freeport selaku sponsor utama mengundurkan diri. Praktis, Boaz Solossa, dkk. melakoni liga dengan dana pas-pasan. Boro-boro rekrut marquee player, masih bisa bayar gaji pemain pun sudah untung.

Kedua, tiga kali ganti pelatih. Sehari menjelang pertandingan perdana Liga 1 melawan Persegres, Persipura justru mendepak pelatihnya, Alfredo Vera. Lestiadi menjadi nakhoda Mutiara Hitam selanjutnya. Namun, Persipura sepertinya terlalu besar untuk Lestiadi. Dia pun lengser setelah gagal membawa Persipura jadi lebih baik.

Pelatih selanjutnya adalah Wanderley Machado da Silva. Pelatih asal Brasil ini gabung di pekan ke 12. Bergabungnya Wanderley di Persipura seakan membuktikan mitos bahwa tim Mutiara Hitam hanya sukses di tangan pelatih asing.

Bersama Wanderley, Persipura terus mengalami peningkatan dan merangkak naik di papan klasemen. Wanderley pun mampu memoles para pemain muda macam M. Tahir, dan Prisca Womsiwor makin mumpuni.

Meski tidak membawa juara namun Wanderley mampu 'menyelamatkan' Persipura dari zona memalukan.Tak seheboh dan semewah Persib, Arema atau pun Sriwijaya, namun hasil akhir membuktikan Persipura lebih baik dari mereka.

Kini, menjelang Liga 1 musim 2018. Hal yang paling utama adalah sponsor. Setidaknya Persipura butuh 35 miliar untuk mengarungi kompetisi tertinggi Indonesia ini. Seperti dilansir Goal.com, 04/12/2017, Persipura melalui manajer tim sedang melakukan pendekatan kepada PT Freeport untuk menjadi sponsor kembali di musim depan.

Hanya masalah finansial saja yang dihadapi Persipura. Setidaknya itu menurut saya. Masalah skuat, Persipura adalah tim yang tidak banyak melakukan perombakan dari musim ke musimnya. Kekuatan Persipura adalah dari solidnya talenta lokalnya. Persipura seakan tidak pernah kering dari talenta-talenta lokal berkualitas. Lihatlah hasil kemarin, tanpa pemain bintang ternama, tanpa marque player, Persipura masih bisa bercokol di papan atas.

Yang lain boleh heboh berburu pemain bintang, yang lain boleh berburu marquee player milyaran tapi lihatlah nanti hasil akhir, dimana Persipura berada. Persipura memang diam-diam menghanyutkan.

Sumber : UC News
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==