Waduh, Ini Dia Raja Liga Inggris yang Mungkin Terlupakan Hingga 2020


Peta persaingan Liga Inggris musim ini sudah mulai di dentumkan genderang perangnya oleh Pep Guardiola, dan ini adalah awal dari semua pekerjaan rumah yang akan ia selesaikan setelah pada musim pertamanya ia gagal mempersembahkan juara untuk Manchester City dan hanya bonus peringkat ketiga sekaligus masuk Liga Champions saja yang berhasil ia raih.

Musim ini adalah pembuktian kualitas seorang Pep yang terkenal dengan sebutan jenius dalam menangani sebuah tim. Walau pada sepak terjang ia selama ini selalu menangani klub besar namun kualitas dan kuantitas ia sebagai seorang pelatih kawakan tidak bisa diragukan meski banyak orang menilai Pep hanya bisa melatih tim besar saja.

Barcelona dan Bayern Muenchen pun sudah merasakan bagaimana tuah seorang Pep dalam mengisi lemari piala mereka, kini Manchester City mereka memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan hal tersebut. Secara kesempatan di Liga inggris mereka punya banyak modal apalagi saat ini perbedaan selisih poin mereka dengan para pesaingnya masih cukup di pangkas dengan margin yang cukup jauh.

Bukan tidak mungkin jika musim ini adalah musimnya Manchester City untuk membuat sejarah lagi dengan rentetan rekor kemenangan beruntun mereka juga. Apalagi usai keberhasilan Pep mempecundangi Tottenham dengan skor meyakinkan 4-1 seperti dikutip dari Detik.com (17/12/2017).

Padahal musim ini dan musim lalu Tottenham sedang memperlihatkan performa gemilang di semua kompetisi. Namun tetap saja di mata Manchester City semua itu tidak ada apa-apanya. Bahkan ironinya Tottenham sendiri dalam kelasnya musim ini tercatat mengalami banyak peningkatan kualitas setelah mereka berhasil membuat raksasa Spanyol Real Madrid bertekuk lutut di Liga Champions.

Ini semakin menguatkan jika Manchester City akan membuat The Big Four Liga Inggris seperti edisi sebelumnya yang paling dominan mendominasi sejak lama seperti Manchester United, Liverpool, Chelsea dan Arsenal tidak akan terlihat lagi persaingannya di musim 2018 ini. Padahal dalam sepak terjangnya ke empat tim itu adalah rajanya Liga Inggris karena hampir dalam beberapa tahun sebelum nama Manchester City menyeruak sulitnya menembus dominasi empat besar itu sangat terasa.

Bukan hanya itu, Pep sendiri yang memiliki durasi kontrak tiga tahun juga semakin menegaskan jika Liga inggris hingga tahun 2020 bisa diprediksi akan menjadi milik Manchester City dan seolah akan semakin mempecundangi para raja sebelumnya yang masuk dalam anggota the big four.

Lalu Pep berada di Liga Inggris tanpa tantangan?

Masih ada tantangan besar menanti Pep, yaitu dengan jadwal ekstream Liga Inggris. Mungkin dalam waktu belakangan ia memimpin klub di Liga Spanyol dan Liga Jerman yang memiliki jadwal pertandingan yang ramah. Namun tidak dengan Liga Inggris. Ia harus bisa menyesuaikan dengan jadwal padat yang bisa membuat konsentrasinya buyar.

Hal ini tentu akan lebih merepotkan Pep ditambah dengan menghadapi banyaknya kesebelasan yang bermain keras alias rimba Premier League. Pep harus kuat jika ia ingin lebih lama di Manchester City.

Pasalnya Ia akan menginap di kantor lebih sering dari sebelumnya dan dalam jangka panjang untuk menyelesaikan tugas dalam menganalisis setiap pertandingan yang akan ia hadapi dalam beberapa pekan kedepannya, tentu hal ini akan membuatnya kelelahan.

Pada akhirnya Pep akan meninggalkan Premier League karena alasan tersebut, ia membutuhkan istirahat dan ketika hari itu tiba bisa jadi ini akan mengembalikan peluang juara kembali bersemi di kandang Arsenal, Liverpool, Manchester United, dan Chelsea pada 2020 nanti andai Pep tidak memperpanjang kontraknya.

Sumber : UC News
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==